12 Tuntutan Gerakan Nasional Pendidikan.



Advokasia.com – Puluhan massa dari Gerakan Nasional Pendidikan (GNP) menggelar aksi damai pada jumat (12/09) kemarin. Aksi ini dimulai dengan Long march dari lokasi samping parkiran Abubakar Ali yang telah digusur menuju Titik Nol Kilometer.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada korlab aksi ini sebagai bentuk protes terhadap kondisi pendidikan indonesia yang sudah mengarah pada industrialisasi, privatisasi, dan ketidakadilan serta menuntut perubahan menyeluruh sistem dan kebijakan negara yang sering diangap tidak berpihak pada rakyat.

Dalam aksi kali ini, diikuti oleh puluhan Mahasiswa dan Masyarakat yang tergabung dengan GNP, yang secara tegas mengusung 12 tuntuntan keras terhadap Pemerintahan dan Negara. Di antaranya, mereka menuntut pembebasan seluruh masa aksi yang ditahan tanpa proses hukum jelas, reformasi kepolisian termasuk pencopotan Kapolri dan Pengadilan bagi aparat pelanggar HAM, serta reformasi kebijakan fiskal yang adil dengan penerapan pajak progresif bagi kelompok kaya.

GNP juga menegaskan perlunya pengesahan RUU perampasan aset, perlindungan pekerja rumah tangga, dan pembentukan UU ketenagakerjaan baru tanpa Omnibuslow yang merugikan buruh. Meraka menuntut pencabutan Undang-Undang pokok Agraria dan pelaksanaan reforma agraria yang sesungguhnya, penghapusan Sultan Ground dan Pakualaman Ground serta pembatalan UU keistimewaan di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Selain itu, GNP menyoroti bahwa pendidikan di indonesia sudah mengarah pada industrialisasi dan privativasi yang melemahkan demokrasi di kampus dan akses Pendidikan bermutu untuk masyarakat luas. Kurikulum saat in belum memanusiakan peserta didik dan pendidik, sehingga mereka hanya menjadi objek pasif dalam pembelajaran tanpa kesempatan untuk merefleksikan pengalaman atau berperan sebagai subjek sejati dalam pendidikan.

Koordinator lapangan aksi menegaskan bahwa model pendidikan yang beraku ala “ gaya bank ” hanya sebatas transfer ilmu pengetahuan tanpa dialog kritis, yang membuat proses pedidikan kehilangan makna humanisnya.

GNP juga mengkritik kebijakanMakan Bergizi Gratis (MBG) yang dianggap sebagai program gagal dengan sumber dana yang tidak jelas serta pemborosan anggran. Para teman-temanmassa  aksi berpendapat bahawa dan dari program-program tersebut sebaiknya alihkan untuk memperbaiki kualitas pendidikan dan aksesnya.

 Massa aksi menyatakan pemerintah selama ini belum memberikan dukungan penuh terhadap pendidikan. Ketimpangan struktural sosial-ekonomi, seperti kondisi buruh dan petani yang sulit mengakses pendidikan yang bermutu, tidak mendapat perhatin serius dari kebijakan Negara.

Perjungan GNP nenuntut Reformasi pendidikan yang melibatkan berbagai elemen Masyarakat, seperti Mahasiswa, dan buruh, agar Undang-undang Nasional dirumuskan secara demokratis dan berkeadilan.


 

Harapan dari kordinator lapangan “kami ya, ketika aksi tanggal 12 ini, kami berharap pelajar, guru, tani, mahasiswa itu masih menyimpan semangat dalam mengawal keputusan-keputusan dan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah hari ini terkhusus dibidang Pendidikan yang menjadi masalah mendasar”, sekaligus menjadi seruan agar Pendidikan Indonesia dapat menjamin sebagai hak dasar bagi seluruh lapisan msyarakat. 


Reporter 1 : Dita Citra Y.

Reporter 2 : Zaituna Lintang A. MK

Photografer : Dita Citra Y.

Redaktur : Ahmad Alauddin Fakhri 

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال