Lockdown Mendadak! Kampus UIN Tutup Setelah IPPBMM dan Wisuda Hybrid

 

Penulis : Lilik Agus

Editor : Tim LPM Advokasia 

Advokasia-Gelombang Covid 19 tampaknya akan memulai kluster terbaru pada bulan-bulan ini. Bukannya semakin surut, pembludakan kasus Covid 19 malah semakin masif dan tidak terkendalikan. Tentu hal ini akan semakin menyulitkan semua pihak-pihak yang bersangkutan. Khususnya dalam pengkondisian pendidikan yang telah lama bungkam dan kebijakan yang terpontang-panting dalam hal pendidikan kedepannya.

Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta, kemarin yang sukses menjadi tuan rumah IPPBM se Jawa-Madura, dengan puluhan tamu undangan dari kampus-kampus ptkin se-Jawa dan Madura. Pagi ini, Jumat tanggal 2 Juli.  tiba-tiba melockdown kampus secara keseluruhan. Semua aktivitas dibekukan secara spontan oleh pihak kampus tanpa koordinasi dengan pihak terkait. Hal inilah yang kemudian menimbulkan kontra perspektif dari mahasiswa-mahasiswa yang kebetulan punya kegiatan bersamaan dengan lockdwon perdana kampus. 

Berdasarkan informasi dari salah satu pegawai kampus, informasi mengenai lockdown kampus baru di terima pagi hari sekitar jam 5 pagi melalui grup WhatsApp. Kurangnya koordinasi inilah yang sangat disayangkan baik dari kalangan dosen maupun mahasiswa. Rancaunya sistem kebijakan lockdown pihak kampus inilah yang sangat disayangkan oleh berbagai elemen, khususnya kalangan mahasiswa. Sebab dampak kebijakan yang dikeluarkan pihak kampus ini bukan hanya akan melibatkan segelintir pihak saja, namun akan berimbas secara luas terhadap agenda-agenda dosen atau mahasiswa yang telah direncanakan. Kebijakan spontan ini tentu sangatlah fatal, karena tidak ada penjelasan-penjelasan yang kongkrit mengenai alasan lockdown ini diberlakukan buru-buru. 

Semarak IPPBM yang sangat meriah kemarin itu rasanya sangat mendiskriminasikan dengan kebijakan lockdown yang terburu-buru. Seolah ada tumpang tindih kebijakan yang dikeluarkan oleh pihak kampus. Artinya pihak kampus terlalu mendewakan kegiatan-kegiatan sekunder dibandingkan kegiatan primer. Bukannya perhelatan IPPBM yang sangat dibangga-banggakan oleh Uin kemarin tanpa ada masalah, meriahnya acara kemarin seolah menandakan Covid 19 ini sudah usai. Tapi, kenapa pihak kampus tiba-tiba melockdwon seluruh areanya. Bearti urgensitas pendidikan harus dikesampingkan dulu demi sebuah nama besar Uin di kontestasi Invitasi Pekan Pengembangan Bakat dan Minat se-Jawa dan Madura.

Kampus yang kemarin baru saja mendapatkan penghargaan sebagai kampus dengan peminat pendaftar UMPTKIN tertinggi ini seolah sedang terdistorsi tanggung jawab moralnya. Bagaimana tidak, acara IPPBM yang jelas-jelas menghadirkan ribuan peserta itu dilaksanakan tanpa kebimbangan dan keraguan sedikitpun. Tapi setelah rangkaian acara IPPBM itu selesai, tiba-tiba kampus membuat manuver kebijakan yang sangat mengecewakan semua pihak. Sebab kebijakan ini seolah dibuat atas persetujuan dari pihak-pihak tertentu, artinya mengesampingkan keberadaan elemen-elemen di bawahnya. Seharusnya jika birokrasi kampus masih sehat, pelaksanaan lockdown ini sangat mencoreng nama kampus itu sendiri. Sebab sebuah instansi besar seperti UIN Sunan Kalijaga ini tidak punya kredibilitas dalam mempertanggung jawabkan keputusannya dalam membedakan mana yang primer dan sekunder.


Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال