IBRAHIM DAN PENCARIAN TUHAN



Judul: Sejarah Nabi Ibrahim
Penulis: Abbas Mahmud Al-Aqqad
Penerjemah: Khoirul Imam
Penerbit: Rene Turos
Cetakan I: Juni 2021
Tebal: 364 hlm.
ISBN: 978-623-6083-09-3

Sejarah adalah sebuah tanda bahwa terdapat sebuah kehidupan yang pernah ada dan berlangsung dalam suatu masa. Manusia tidak akan pernah memiliki sifat Baqa’(kekal) atau baka dalam hidupnya, manusia akan bereformasi sesuai zaman, –setiap orang ada masanya, setiap masa ada orangnya– maka salah satu ikhtiar untuk mengabadikan sebuah momen atau peristiwa yang pernah terjadi di masa lampau yakni dengan menuliskannya dalam sebuah catatan sejarah.

Sejarah harus terus didokumentasikan, direpetisi dan digali sumber-sumber yang memang terpercaya, sehingga kevalidan sebuah sejarah tetap lestari tanpa adanya distorsi dan penyelewengan manuskrip sejarah. Tidak heran jika presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno terkenal dengan slogan “Jas Merah” Jangan Sesekali Melupakan Sejarah. Karena kehancuran suatu umat terletak pada sejarahnya, lebih-lebih dalam urusan agama.

Terdapat banyak agama di dunia ini termasuk diantaranya adalah agama Samawi atau agama yang dibawa oleh nabi dan rasul. Salah satu nabi dan rasul yang membawa ajaran agama adalah nabi Ibrahim As. yang merupakan Abu Al-Anbiya (bapak para nabi). Dialah sang pembawa risalah tauhid –Monoteisme– yang menjadi sumber ajaran agama-agama samawi (Islam, Kristen dan Yahudi). Banyak nabi-nabi yang bernasab kepadanya termasuk nabi Ismail, nabi Ishaq hingga nabi Muhammad SAW.

Perjalanan panjang yang ditempuh nabi Ibrahim As. dalam meneroka hakikat kebenaran melalui pencariannya kepada tuhan dibahas secara terperinci dalam buku ini “Sejarah Nabi Ibrahim” yang diterjemah dari karya menumental Abbas Mahmud Al-Aqqad dengan judul asli “Ibrahim Abu Al-Anbiya”.

Pertama, dimulai dengan kelahiran nabi Ibrahim As. yang diambil dari referensi Israiliyyat yakni kitab kejadian (kitab pertama dari Alkitab dan kitab Taurat Musa atau Tanakh, dalam bahasa Ibrani disebut Baresyit “pada mulanya”). Kitab ini menegaskan bahwa Ibrahim lahir di Ur, Chaldea (Ur saat ini dinamakan Tall al-Muqayyar atau Tell el-Muqayyar, Irak) (hlm.48). Dijelaskan bahwa Ibram adalah nama kecil dan remaja nabi Ibrahim, kemudian Allah memberinya nama Ibrahim ketika hendak mempunyai keturunan dari istrinya Sarai (Sarah) pada umur 90-an. Ibram adalah orang yang diberi kebebasan oleh Allah untuk bertempat tinggal di mana pun sesuai keinginannya sehingga ia seringkali berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain.

Dalam kitab ini juga dijelaskan bahwa terdapat sebuah perjanjian antara Ibram dengan Allah. Perjanjian ini disebut perjanjian lama yang berisi tentang janji Allah untuk memberikan keturunan dari istrinya Sarai dan akan lahir dari keturunannya orang-orang besar, raja-raja yang akan menguasai tanah asing di Kan’an.

Referensi lainnya adalah dinukil dari referensi Kristen, lebih tepatnya kitab Injil Empat yang menjadi sumber rujukan utama agama Kristen yang disepakati di antara gereja-gereja. Kitab ini dikenal dengan kitab perjanjian baru. Sebenarnya dalam kitab ini tidak begitu banyak tambahan terkait dengan kisah hidup nabi Ibrahim sebagaimana dalam kitab kejadian dan sebagian kitab perjajian lama (Taurat). Perkembangan gagasan penting yang menonjol dari kitab ini meliputi tiga masalah keagamaan besar. Pertama, kehidupan setelah mati; Kedua, janji tuhan untuk bangsa terpilih dan kaitannya dengan umat dan kemanusiaan; Ketiga, ritus-ritus dan hubungannya dengan ruhani dan jasmani (hlm. 72).

Pada akhirnya penutup dari beberapa sumber agama-agama samawi adalah Islam. Tidak ada rujukan seperti halnya sumber-sumber Islam dalam membuktikan dakwah nabi Ibrahim As. Di dalam Al-Qur’an terdapat banyak sekali ayat dan surah yang menjelaskan tentang kisah hidup nabi Ibrahim As. dan pencariannya kepada Tuhan, baik secara detail maupun menggunakan bahasa metafora yang masih memerlukan interpretasi-interpretasi.

QS. Maryam[19]:41-48, menjelaskan tentang bagaimana nabi Ibrahim As. meyakinkan kepada ayahnya untuk berhenti menyembah berhala dan mengikuti ajaran yang telah turun kepada nabi Ibrahim As.

 Ø§ِذۡ Ù‚َالَ Ù„ِاَبِÙŠۡÙ‡ِ ÙŠٰۤـاَبَتِ Ù„ِÙ…َ تَعۡبُدُ Ù…َا Ù„َا ÙŠَسۡÙ…َعُ ÙˆَÙ„َا ÙŠُبۡصِرُ Ùˆَ Ù„َا ÙŠُغۡÙ†ِÙ‰ۡ عَÙ†ۡÙƒَ Ø´َÙŠۡــًٔـا 

Artinya: (Ingatlah) ketika dia (Ibrahim) berkata kepada ayahnya, "Wahai ayahku! Mengapa engkau menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat, dan tidak dapat menolongmu sedikit pun? (QS. Maryam: 42) kemudian, ayahnya masih tetap kukuh dengan keyakinannya dan menyuruh nabi Ibrahim untuk pergi meninggalkannya atau jika tidak ia (ayahnya) akan merajamnya. lalu Ibrahim pun pergi meninggalkan ayahnya seraya berdoa, 

Ùˆَ اَعۡتَزِÙ„ُـكُÙ…ۡ ÙˆَÙ…َا تَدۡعُÙˆۡÙ†َ Ù…ِÙ†ۡ دُÙˆۡÙ†ِ اللّٰÙ‡ِ ÙˆَاَدۡعُÙˆۡا رَبِّÙ‰ۡ‌ ‌ۖ عَسٰٓÙ‰ اَÙ„َّاۤ اَÙƒُÙˆۡÙ†َ بِدُعَآØ¡ِ رَبِّÙ‰ۡ Ø´َÙ‚ِÙŠًّا‏ 

Artinya: Dan aku akan menjauhkan diri darimu dan dari apa yang engkau sembah selain Allah, dan aku akan berdoa kepada Tuhanku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku." (QS. Maryam: 48). (hlm. 106)

Buku ini adalah terjemahan secara lengkap pertama kali dalam bahasa Indonesia dan ditulis dengan sumber yang sangat luas dan kaya serta dilengkapi dengan penjelasan tambahan pada catatan kaki. meskipun ada beberapa terjemahan yang masih bermetafor dan masih membutuhkan perincian, namun tidak sampai mengurangi akan kualitas keseluruhan buku ini. Sangat cocok bagi anda pemeluk agama-agama samawi untuk meningkatkan keimanan kepada sang pencipta. Wallahu A’lam.

Penulis : Imron Efendy, Ketua Dewan Perwakilan Anggota Iksaputra.


Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال